Blogroll

Jumat, 04 Maret 2016

MENUJU MANDIRI PANGAN DAN ENERGI, DARI SAMPAH MEMBANGUN PEMBANGKITAN BIOGAS DAN INSTALASI SAWAH PORTABEL

Video 7 menit dari program "Indonesia Membangun" TV Nasional ini seolah memberi solusi bahwa memperoleh beras sebagai pangan pokok, tidak selalu harus bergantung kepada pesawahan konvensional. Dengan makin menyusutnya luasan tanam yang ada (eksisting), sementara pembukaan lahan baru (di luar Jawa) tidak mudah dan murah, bagi ikhtiar swasembada dan mempertahankan kedaulatan pangan, Indonesia mutlak membutuhkan dukungan pembukaan areal pertanaman sawah baru. Perluasan (ekstensifikasi) harus dapat menjamin aksesibilitas masyarakat kepada sumber pangan yakni, ketika sawah masih diusahakan oleh masyarakat luas, bukan korporasi.

Ketahanan pangan dan energi suatu bangsa harus dimulai dari unit terkecil, keluarga. Kemelimpahan atau swasembada haruslah dimaknai terjangkau, seluruh masyarakat memiliki akses cukup mendapatkan makanan dan energi. Alat produksi Biodigester KPS 1000 L diikhtiarkan untuk membantu pencapaian itu.

Disamping penjaminan atas akses dan keterjangkauan rakyat kepada pangan, mengurangi resiko dari mahalnya infrastruktur (irigasi, pembentukan kelembagaan petani dan jalan) maupun perbaikan kualitas lahan di lokasi baru, mengharuskan pilihan kepada membangun sawah secara portabel sehingga dapat dilakukan oleh segenap masyarakat dimana pun berada.

Dengan sawah portabel, budidaya padi telah dapat dilakukan di halaman, pekarangan rumah, rak bertingkat bahkan, di atap bangunan (roof garden). Tanpa terpengaruh banyak oleh kondisi mikroklimat maupun strata sosial masyarakat. Sawah portabel dapat dilakukan oleh berbagai lapisan dan kelompok masyarakat termasuk masyarakat urban di perkotaan maupun rumah tangga strata ekonomi tinggi dengan motivasi kesenangan (hobbies). Memupuk, membersihkan gulma, dan merawat padi per rumpun di sawah portabel ini memiliki intensitas tinggi bagi optimalnya produktivitas gabah kering panen (GKP).

MENAIKAN PRODUKTIVITAS PADI

Sejak 2011, didapatkan rataan produksi hingga 150 gram/ rumpun atau, dengan ekstrapolasi, akan setara 13.5 ton/Ha. Pada Indeks Panen (IP) 400% ~berpotensi capai 54 ton GKP/ Ha/tahun. Bandingkan dengan sawah pada umumnya, IP 200 %, umumnya 15 ton GKP.

Dengan mengaplikasikan Pupuk Tablet Formula Gramalet, unsur hara bukan (lagi) disebar, waktu dan biaya Pupuk dan Pemupukan menjadi hemat. Merawat padi tak perlu lepas sepatu, cangkul pun pensiun. Ketika panen tidak perlu repot jauh ke penggiling padi. Hasil beras pecah kulit (whole grain) dari penggiling manual APP 15 L, kaya kandungan gizi dan, beras digiling dadakan akan selalu segar.

BIOINDUSTRI PERTANIAN DARI SUMBERDAYA HAYATI

Memperlihatkan kelanjutan video mandiri pangan dan energi (Part 1) tentang terbuangnya sumberdaya hayati dan problem TPA, serta video ( part 2) tentang teknik konversi ( 4 in one) metoda BiophoskkoGas [ Biodigester- Piroliser- Komposter-Gasifier], Video (Part 3) berdurasi 7 menit ini menyampaikan model sistim produksi bersih pengelolaan sampah dan biomassa (zero waste) untuk membangun bioindustri pertanian dan pembangkitan Biogas, Bio Elektrik dan Pupuk bagi kemandirian pangan dan energi.

Biodigester pencerna sumberdaya hayati ( sampah organik, biomassa, limbah pertanian dan industri makanan) selain menghasilkan gas ( energi masak maupun bahan bakar generator PLTBM - Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa) juga memberikan lumpur bagi media tanam ( ikan, sayuran hidroponik, padi). Budidaya hemat lahan khususnya bagi kawasan perkotaan (urban farming) dengan ikan di kolam portabel, sayuran di pematang berupa pot vertikultur hidroponik dan padi di polibag akan membentuk suatu sistim sawah portabel.
07.33.00   Posted by Unknown with No comments

0 komentar:

Posting Komentar

Search